Biographie Bahar Taheri est une artiste d’origine iranienne, née à Téhéran en 1980. Dupuis 2014, elle vit et travaille à Montréal. Sa pratique artistique combine différents médias comme la peinture, la vidéographie, la performance et les installations mixtes. Elle détient une maîtrise en peinture de l’Université d’Art de Soore à Téhéran 2009. Elle a participé à des expositions solos et collectives en Iran, en Europe et au Canada. Elle est par ailleurs récipiendaire des bourses Vivacité, RechercheCréation CALQ, Alliance-artiste en arts visuels MAI et DémART-Mtl CAM. On retrouve ses œuvres dans la collection du Musée des beaux-arts de Montréal, au Musée d’art contemporain de Téhéran et dans plusieurs collections privées. En 2019, le Musée des beaux-arts de Montréal MBAM a sélectionné une œuvre de Taheri afin de marquer les 20 ans du Musée en Partage Programme. /p> Le fait de vivre dans une région déchirée par des conflits politiques et culturels a galvanisé sa fascination pour l’histoire. Elle a récemment mis en branle un projet portant sur les structures architecturales et leurs rapports avec le pouvoir, la religion et le capital.JEMBATANKarya : Sutardji Calzoum Bachri Sedalam-dalam sajak takkan mampu menampung air mata bangsa Kata-kata telah lama terperangkap dalam basa-basi dalam ewuh perkewuh dalam isyaraat dan kilah tanpa makna Maka aku pun pergi menatap pada wajah orang berjuta Wajah orang jalanan yang berdiri satu kaki dalam penuh sesak bis kota Wajah orang tergusur Wajah yang ditilang malang Wajah legam CatatanLain. O Amuk Kapak terdiri dari 3 bagian yaitu O (sajak-sajak 1966-1973; 27 puisi), Amuk (sajak-sajak 1973-1976; 15 puisi) dan Kapak (sajak-sajak 1976-1979; 26 puisi). Sutardji Calzoum Bachri (SCB) seperti dituturkan Subagio Sastrowardoyo, dan juga diamini banyak pengamat, adalah perintis genre baru di Indonesia.
Oleh: Sutardji Calzoum Bachri Tanah airmata tanah tumpah dukaku mata air airmata kami airmata tanah air kami di sinilah kami berdiri menyanyikan airmata kami di balik gembur subur tanahmu kami simpan perih kami di balik etalase megah gedung-gedungmu kami coba sembunyikan derita kami kami coba simpan nestapa kami coba kuburkan duka laraPuisikarya Sutardji Calzoum Bachri tersebut dibawakan dengan penuh penghayatan oleh para siswa . Puisi "Tanah Air Mata" memaparkan kondisi yang terjadi ketidakadilan yang dialami oleh masyarakat pinggiran. Penggambaran yang diungkapkan dan dikemas dalam puisi dengan pemilihan diksi dan makna yang sangat mendalam. Ekspresionlinecom--Dengan slogan "Bangun Persatuan Gerakan Mahasiswa, Lawan Kapitalisasi Pendidikan", para mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pendidikan (GNP) berkumpul di
CatatanSebelum Pentas "Tanah Air Mata" Oktober 2003 Oleh: Nuryana Asmaudi. menggelar pentas kecil dalam rangkaian Dies Natalis Unud dengan menggarap puisi ''Tanah Air Mata'' karya Sutardji Calzoum Bachri yang dipanggungkan dalam pertunjukan dramatisasi puisi, yang sebagian besar dimainkan oleh anggota baru Teater Orok.
.