Uji Kompetensi Bab 4 Halaman 272-273-274 A. Pilihan Ganda PG IPS Kelas 8 SMP/MTS PERUBAHAN MASYARAKAT INDONESIA PADA MASA PENJAJAHAN DAN TUMBUHNYA SEMANGAT KEBANGSAAN Uji Kompetensi Bab 4 IPS Halaman 272 Kelas 8 Uji Kompetensi Bab 4 IPS Kelas 8 Halaman 273 Jawaban Uji Kompetensi Bab 4 Halaman 272 IPS Kelas 8 PERUBAHAN MASYARAKAT INDONESIA PADA MASA PENJAJAHAN DAN TUMBUHNYA SEMANGAT KEBANGSAAN A. Pilihan Ganda 1. Tanah adalah milik negara, maka rakyat harus menyewa tanah kepada negara. Hal inilah yang melatarbelakangi sistem sewa tanah pada masa pemerintahan . . . . a. Daendels b. Raflles c. Janssen d. Lord Minto Jawaban RAFFLES B 2. Pelaksanaan Tanam Paksa telah menghancurkan perekonomian Indonesia dan merupakan beban yang berat karena . . . . a. rakyat dipaksa menyerahkan 1/5 tanah pertanian pada Belanda b. rakyat tidak punya waktu lagi mengerjakan tanah pertaniannya untuk memenuhi kebutuhannya sendiri c. dalam praktiknya tanah yang harus ditanami tanaman industri hampir 2/3 dari tanah yang terbaik d. selain menanami 1/5 tanaman, wajib juga harus menyerahkan 1/5 dari hari kerjanya Jawaban Ketentuan-ketentuan kebijakan tanam paksa yang menghancurkan perekonomian Indonesia adalah 1. Penduduk wajib menyerahkan 1/5 tanahnya untuk ditanami tanaman wajib dan berkualitas ekspor. 2. Tanah yang ditanami tanaman wajib bebas dari pajak tanah. 3. Waktu yang digunakan untuk pengerjaan tanaman wajib tidak melebihi waktu untuk menanam padi. 4. Apabila harga tanaman wajib setelah dijual melebihi besarnya pajak tanah, kelebihannya dikembalikan kepada penduduk. 5. Kegagalan panen tanaman wajib bukan kesalahan penduduk, melainkan menjadi tanggung jawab pemerintah Belanda. 6. Penduduk dalam pekerjaannya dipimpin penguasa pribumi, sedangkan pegawai Eropa menjadi pengawas, pemungut, dan pengangkut. 7. Penduduk yang tidak memiliki tanah harus melakukan kerja wajib selama seperlima tahun 66 hari dan mendapatkan upah. 3. Pelaksanaan Politik Etis yang paling dirasakan dalam pergerakan nasional bangsa Indonesia adalah . . . . a. pendidikan dengan munculnya golongan terpelajar b. irigasi telah memajukan pertanian khususnya di Jawa c. perpindahan penduduk telah mengangkat kesejahteraan kaum miskin d. kemajuan ekonomi akibat politik kolonial liberal Jawaban Pemerintah Hindia Belanda menerapkan kebijakan Politik Etis pada tahun 1901, yaitu - bidang irigasi/pengairan - emigrasi/transmigrasi,- edukasi/pendidikanSegi positif yang dirasakan bangsa Indonesia adalah pendidikan karena pendidikan banyak melahirkan para tokoh pemimpin pergerakan nasional Indonesia. 4. Perlawanan rakyat di berbagai daerah seperti Perang Padri, Perang Diponegoro, Perang Banjar, dan sebagainya pada masa penjajahan gagal mengusir penjajah dari Indonesia. Berikut yang merupakan penyebab kegagalan perjuangan pada masa tersebut yaitu . . . . a. tujuan tidak jelas, bersifat kedaerahan, kalah persenjataan b. tergantung pada satu pemimpin, mengandalkan kekuatan fisik, bersifat kedaerahan c. kalah persenjataan, pemimpin tidak berpendidikan tinggi, semangat perjuangan lemah d. tidak memiliki komandan perang yang baik, tergantung pada satu pemimpin, kalah persenjataan Jawaban b. tergantung pada satu pemimpin, mengandalkan kekuatan fisik, bersifat kedaerahan 5. Berikut ini yang bukan karakteristik perjuangan bangsa Indonesia sebelum abad XX, adalah . . . . a. tidak tergantung pada satu pemimpin b. menggunakan persenjataan tradisional c. bersifat lokal, kedaerahan d. kurang menggunakan siasat perjuangan diplomasi Jawaban d. kurang menggunakan siasat perjuangan diplomasi 6. Serikat Islam asal mulanya adalah dari Serikat Dagang Islam, yang didirikan oleh pedagang Batik di Solo yang bernama . . . . a. Haji Samanhudi b. Haji Misbach c. KH Ahmad Dahlan d. KH Hasyim Asyari Jawaban Pada 1911 didirikan Serikat Dagang Islam SDI oleh KH Samanhudi dan RM Tirtoadisuryo di Solo, dengan tujuan utama adalah melindungi kepentingan pedagang pribumi dari ancaman pedagang Tiongkok. Dalam Kongres di Surabaya tanggal 30 September 1912, SDI berubah menjadi Sarekat Islam SI. Pada 1923, SI berubah nama menjadi Partai Sarekat Islam SI yang bersifat nonkooperatif terhadap Belanda. 7. Perhatikan beberapa putusan di bawah ini. 1 Menetapkan Pancasila. 2 Ikrar Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. 3 Menetapkan presiden dan wakil presiden. 4 Menetapkan lagu Indonesia Raya ciptaan WR Supratman sebagai lagu kebangsaan. 5 Menetapkan bendera merah putih sebagai lambang negara Indonesia. Yang termasuk putusan Kongres Sumpah Pemuda adalah . . . . a. 1, 2, dan 3 b. 2, 3, dan 4 c. 2, 3, dan 5 d. 2, 4, dan 5 Jawaban d. 2, 4, dan 5 8. Perjuangan Kemerdekaan Indonesia ditandai dengan era kebangkitan nasional. Kebangkitan nasional yang dimaksud adalah . . . . a. dinyanyikannya lagu Indonesia Raya oleh para pemuda b. kesadaran untuk membentuk pergerakan nasional c. munculnya organisasi kedaerahan d. perang melawan penjajah Jawaban untuk membentuk pergerakan 9. Pengerahan tenaga rakyat yang sangat menyengsarakan yang dilakukanpemerintah pendudukan Jepang disebut . . . . a. sekerei b. oshamu seirei c. romusha d. rodi Jawaban Pengerahan tenaga rakyat sangat menyengsarakan di lakukan pemerintah penduduk jepang adalah Romusha 10. Karena Gerakan 3A tidak mendapatkan hasil seperti yang diharapkan, sebagai gantinya pemerintah pendudukan Jepang mendirikan . . . . a. Keibodan b. PETA c. PUTERA d. Jawa Hokokai Jawaban Kalau gak salah Jawa Hokokai karena jawa hokokai adalah pusat bantuan dari jawa,jadinya 3A itu mrmbutuhkan dukungan,makanya di bentuk jawa hokokai
ProgramPengerahan Tenaga Mahasiswa dinilai sangat berhasil Hal itu dibuktikan. Program pengerahan tenaga mahasiswa dinilai sangat. School Atma Jaya University, Yogyakarta; Course Title MANAGEMENT 1111; Uploaded By vaniayosiano31313. Pages 38
Romusha adalah panggilan bagi orang-orang Indonesia yang dipekerjakan secara paksa pada masa penjajahan Jepang di Indonesia dari tahun 1942 hingga 1945. Mereka dipekerjakan di lingkungan pembangunan kubu-kubu pertahanan, jalan raya, lapangan udara. Pada awalnya, tenaga kerja dikerahkan di Pulau Jawa yang padat penduduknya, kemudian di kota-kota dibentuk barisan romusa sebagai sarana propaganda. Panitia pengerahan tersebut disebut Romukyokai, yang ada di setiap daerah. Pada awalnya, rakyat Indonesia melakukan tugas romusa secara sukarela, sehingga Jepang tidak mengalami kesulitan untuk memperoleh tenaga. Sebab, rakyat sangat tertarik dengan propaganda tentara Jepang sehingga rakyat rela membantu untuk bekerja apa saja tanpa digaji. Romusa sukarela terdiri atas para pegawai yang bekerja tidak digaji selama satu minggu di suatu tempat yang penting. Lama-kelamaan karena kebutuhan yang terus meningkat di seluruh kawasan Asia Tenggara, pengerahan tenaga yang bersifat sukarela ini oleh pemerintah Jepang diubah menjadi sebuah keharusan dan paksaan. Pada periode itu sudah sekitar tenaga romusa dikirim ke luar Jawa, bahkan sampai ke luar negeri seperti ke Birma, Muangthai, Vietnam, Serawak, dan Malaya. Rakyat Indonesia yang menjadi romusa itu diperlakukan dengan tidak senonoh, tanpa mengenal peri kemanusiaan. Kesehatan mereka tidak terurus. Tidak jarang di antara mereka jatuh sakit bahkan mati kelaparan. Perang Melawan Jepang Jepang yang mula-mula disambut dengan senang hati, kemudian berubah menjadi kebencian sehingga timbul berbagai perlawanan. Perlawanan di Aceh Salah satu perlawanan terhadap Jepang di Aceh adalah perlawananan rakyat yang terjadi di Cot Plieng yang dipimpin oleh Abdul Jalil. Perlawanan ini disebabkan karena melihat kekejaman dan kesewenangan pemerintah pendudukan Jepang, terutama terhadap romusa. Jepang berusaha membujuk Abdul Jalil untuk berdamai. Namun, Abdul Jalil bergeming dengan ajakan damai itu. Karena Abdul Jalil menolak jalan damai, pada tanggal 10 November 1942, Jepang mengerahkan pasukannya untuk menyerang Cot Plieng. Serangan Jepang untuk yang ketiga kalinya berhasil menghancurkan pertahanan rakyat Cot Plieng, setelah Jepang membakar masjid, namun Abdul Jalil dan beberapa pengikutnya berhasil meloloskan diri ke Buloh Blang Ara. Saat Abdul Jalil dan pengikutnya sedang menjalankan sholat, mereka ditembaki oleh tentara Jepang sehingga Abdul Jalil gugur sebagai pahlawan bangsa dalam pertempuran ini, Perlawanan di Singaparna Rakyat Singaparna sangat benci terhadap pendudukan Jepang karena kebijakan-kebijakan Jepang yang diterapkan tidak sesuai dengan ajaran Islam ajaran yang banyak dianut oleh masyarakat Singaparna. Pengerahan tenaga romusa dengan paksa dan di bawah ancaman ternyata sangat mengganggu ketenteraman rakyat. Secara khusus rakyat Singaparna di bawah Kiai Zainal Mustafa menentang keras untuk melakukan seikeirei. Seikerei adalah Memberi penghormatan kepada kaisar Jepang dengan cara membungkukkan badan ke arah matahari terbit. Itulah sebabnya rakyat Singaparna mengangkat senjata melawan Jepang. Perlawanan meletus pada bulan Februari, 1944, sebelum perang ada beberapa utusan dari kepolisian Tasikmalaya dan beberapa orang Indonesia yang ingin mengadakan perundingan dengan Zainal Mustafa. Namun, polisi Jepang itu dilucuti senjatanya dan ditahan oleh pengikut Zainal Mustafa. Setelah kejadian ini, Jepang mengirimkan pasukan ke Sukamanah, yang terdiri dari 30 orang kempetai dan 60. orang polisi negara istimewa tokubetsu keisatsu dari Tasikmalaya dan Garut. Karena jumlah pasukan yang lebih besar dan peralatan senjata yang lebih lengkap, tentara Jepang berhasil mengalahkan pasukan Zainal Mustafa. Kiai Zainal Mustafa ditangkap Jepang bersama gurunya Kiai Emar. Selanjutnya Kiai Zainal Mustafa bersama 27 orang pengikutnya diangkut ke Jakarta. Pada tanggal 25 Oktober 1944, mereka dihukum mati. Sementara Kiai Emar disiksa oleh polisi Jepang dan akhirnya meninggal. Perlawanan di Indramayu Para petani dan rakyat Indramayu pada umumnya hidup sangat sengsara. Jepang telah bertindak semena-mena terhadap para petani Indramayu. Mereka harus menyerahkan sebagian besar hasil padinya kepada Jepang. Perlawanan rakyat Indramayu antara lain terjadi di Desa Kaplongan, Distrik Karangampel pada bulan April 1944. Kemudian pada bulan Juli, muncul pula perlawanan rakyat di Desa Cidempet, Kecamatan Lohbener. Rakyat Kalimantan Angkat Senjata Salah satu perlawanan di Kalimantan adalah perlawanan yang dipimpin oleh Pang Suma, seorang pemimpin Suku Dayak. Pang Suma dan pengikutnya melancarkan perlawanan terhadap Jepang dengan taktik perang gerilya. Adanya mata-mata membuat perlawanan para pejuang Indonesia dapat dikalahkan oleh penjajah. Para mata-mata itu juga tidak segan-segan menangkap rakyat, melakukan penganiayaan, dan pembunuhan. Perlawanan Rakyat Irian Gerakan perlawanan yang terkenal di Papua adalah “Gerakan Koreri” yang berpusat di Biak dengan pemimpinnya bernama L. Rumkorem. Mereka melakukan taktik perang gerilya. Tampaknya, Jepang cukup kewalahan menghadapi keberanian dan taktik gerilya orang-orang Irian. Akhirnya, Jepang tidak mampu bertahan menghadapi para pejuang Irian tersebut. Jepang akhirnya meninggalkan Biak. Oleh karena itu, dapat dikatakan Pulau Biak ini merupakan daerah bebas dan merdeka yang pertama di Indonesia. Dari Biak perlawanan kemudian ke Yapen Selatan yang dipimpin Silas Papare. Setelah berjuang bergerilya dalam waktu yang sangat lama, rakyat Yape Selatan mendapatkan bantuan senjata dari Sekutu, bantuan senjata itu membantu rakyat Yape Selatan untuk mengalahkan Jepang. Hal tersebut menunjukkan bagaimana keuletan rakyat Irian dalam menghadapi kekejaman pendudukan Jepang. Peta di Blitar Angkat Senjata Perlawanan terhadap Jepang di Blitar dipimpin oleh Supriyadi seorang Shodanco Peta. Sebagai komandan Peta, Supriyadi cukup memahami bagaimana penderitaan rakyatnya. Supriyadi dengan teman-temannya melancarkan serangan terhadap pihak Jepang. Pada tanggal 29 Februari 1945 dini hari. Untuk menghadapi perlawanan Peta di bawah pimpinan Supriyadi, Jepang mengerahkan semua pasukannya. Melihat semangat, tekad, dan keuletan pasukan Supriyadi dan Muradi tersebut, maka Jepang mulai menggunakan tipu muslihat. Komandan pasukan Jepang Kolonel Katagiri pura-pura menyerah kepada pasukan Muradi. Kolonel Katagiri berhasil mengadakan persetujuan dengan mereka. Para pemuda Peta yang melancarkan serangan bersedia kembali ke daidan beserta senjata-senjatanya. Pada suatu hari kira-kira pukul delapan malam Shodanco Muradi tiba bersama pasukannya kembali ke daidan. Mereka tidak menyadari bahwa telah masuk perangkap, karena dari tempat-tempat yang gelap pasukan Jepang telah mengepung mereka. Mereka kemudian dilucuti senjatanya dan ditawan, diangkut ke Markas Kempetai Blitar Meskipun perlawanan PETA di Blitar itu gagal, namun pengaruhnya sangat besar terhadap perjuangan kemerdekaan selanjutnya. Para pejuang yang ditangkap diadili di Jakarta. Ada yang dihukum mati, ada yang dihukum seumur hidup.
Perubahanyang terjadi dalam kehidupan masyarakat di ASEAN sebagai akibat dari perkembangan teknologi transportasi dan komunikasi salah satunya adalah terjadi akulturasi baik secara sadar maupun tidak. Sangat dipengaruhi musim. Tags: Question 20 . SURVEY . 30 seconds Pengerahan tenaga rakyat yang sangat menyengsarakan yang dilakukan - Pendudukan Jepang di Indonesia membawa dampak pada kehidupan masyarakat Indonesia dalam berbagai bidang. Mengutip Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, pendudukan Jepang di Indonesia membawa dampak pada lima bidang kehidupan masyarakat, yaitu Bidang politik Bidang ekonomi Bidang sosial budaya Bidang pendidikan Bidang birokrasi dan militer Tahukah kamu apa akibat pendudukan Jepang di Indonesia bidang ekonomi? Baca juga Dampak Positif Pendudukan Jepang Akibat pendudukan Jepang bidang ekonomi Jepang membutuhkan biaya Perang Pasifik, untuk itu mengerahkan semua tenaga kerja dari Indonesia. Tenaga kerja dari Indonesia dikerahkan untuk membuat benteng-benteng pertahanan. Akibatnya, kondisi masyarakat dari segi ekonomi akibat pendudukan Jepang di Indonesia bidang ekonomi antara lain Pembentukan barisan romusha dengan panitia pengarahan romukyokai di setiap daerah. Pengerahan tenaga kerja dari sukarela menjadi paksaan. Masyarakat wajib melakukan pekerjaan yang dinilai berguna bagi masyarakat luas. Obyek vital dan alat-alat produksi dikuasai dan diawasi ketat oleh pemerintah Jepang. Barang-barang keperluan hidup sulit didapat karena jumlahnya sedikit. Bahan makanan sulit didapat karena banyak petani menjadi romusha. Bahan-bahan pakaian sulit didapat bahkan menggunakan karung goni sebagai bahan pakaian. Obat-obatan sulit didapat. Peningkatan jumlah gelandangan di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya. Pasar gelap tumbuh di kota-kota besar. Inflasi parah karena uang yang dikeluarkan pemerintah Jepang tidak ada jaminannya. Baca juga Kerja Rodi dan Romusha, Kerja Paksa Zaman Penjajahan Romusha Awalnya tenaga kerja dikerahkan dari Pulau Jawa yang padat penduduknya. Lalu di kota-kota dibentuk barisan romusha sebagai sarana propaganda. Propaganda yang kuat itu menarik pemuda-pemuda untuk bergabung dengan sukarela. Pengerahan tenaga kerja yang awalnya sukarela menjadi paksaan. Terdapat panitia pengerahan romukyokai di setiap daerah. Desa-desa diwajibkan untuk menyiapkan sejumlah tenaga romusha. Para petani banyak yang menjadi pekerja romusha, akibatnya bahan makanan sulit didapat.- Ιጰըφεቧօኻе екр ኹቆаξо
- Օհаኝካшኇሕаቇ φедիвоቇу жаχաፐуреգ
- Неወυвре ንволዳφиդ
Terjadinyapengerahan tenaga kerja secara besar-besaran untuk memenuhi pekerja di perkebunan; Terjadinya eksploitasi tanah secara besar-besaran. Negeri Belanda mencapai kemakmuran yang sangat pesat. Sementara rakyat di negeri jajahan sangat miskin dan menderita. Oleh karena itu, van Deventer mengajukan politik yang diperjuangkan untuk
Ternyata Indonesia kita tercinta ini sangat menarik bagi Jepang. Mengapa ya? karena sumber daya alam Indonesia sangatlah melimpah. Selama masa pendudukan Jepang di Indonesia, diterapkan konsep “Ekonomi perang”. Artinya, semua kekuatan ekonomi di Indonesia digali untuk menopang kegiatan perang. Kamu tahu kan jika sebelum memasuki PD 2, Jepang sudah berkembang menjadi negara industri dan sekaligus menjadi kelompok negara imperialis di Asia. Sehingga Jepang mendapat julukan “Macannya Asia”, oleh karena itu berbagai upaya dilakukan untuk memperluas wilayahnya. Sasaran utamanya antara lain Korea dan Indonesia. Jepang telah merancang bahwa ke depannya, Indonesia akan menjadi tempat penjualan produk-produk industrinya. Jepang mengambil kebijakan dalam bidang ekonomi yang sering disebut self help. Hasil perekonomian di Indonesia dijadikan modal untuk mencukupi kebutuhan pemerintahan Jepang yang sedang berkuasa di Indonesia. Kebijakan Jepang itu juga sering disebut dengan Ekonomi Perang. Untuk lebih jelasnya perlu dilihat bagaimana tindakan-tindakan Jepang dalam bidang ekonomi di Indonesia. Ekonomi uang yang pernah dikembangkan masa pemerintahan Belanda tidak lagi populer. Bagi Jepang hasil perkebunan tidak menjadi perhatiannya dalam mencukupi kebutuhan ekonomi perang oleh karena itu hasil perkebunan Indonesia sangat menurun, Jepang memusatkan perhatiannya pada hasil pertanian utamanya padi, dan juga tanaman jarak sangat dibutuhkan karena dapat digunakan sebagai minyak pelumas mesin-mesin. Untuk kepentingan penambahan lahan pertanian ini, Jepang melakukan penebangan hutan secara liar dan besar-besaran. Di Pulau Jawa dilakukan penebangan hutan secara liar sekitar hektar. Penebangan hutan secara liar dan berlebihan tersebut mengakibatkan hutan menjadi gundul, sehingga timbullah erosi dan banjir pada musim penghujan. Penebangan hutan secara liar tersebut juga berdampak pada berkurangnya sumber mata air. Dengan demikian, sekalipun tanah pertanian semakin luas, tetapi kebutuhan pangan tetap tidak tercukupi. “Nah sekarang bagaimana pendapat kamu tentang kebijakan Jepang tentang penebangan hutan secara besar-besaran untuk membuka lahan pertanian sebagai paya menambah bahan pangan?”. Gambar Pengerahan Padi Masa Pendudukan Jepang Untuk pemenuhan ekonomi perang di bidang pertanian Jepang mengeluarkan kebijakan antara lain Padi berada langsung di bawah pengawasan pemerintah Jepang. Produksi, pungutan dan penyaluran padi serta menentukan harganya. Dalam kaitan ini Jepang telah membentuk badan yang diberi nama Shokuryo Konri Zimusyo Kantor Pengelolaan Pangan yang menentukan harga padi, pengatur produksi, dan panen. Penggilingan padi dilakukan dibawah pengawasan Jepang Hasil panen petani diserahkan sebesar pemerintah Jepang sebesar 40% dan 30 % untuk persiapan pembelian bibit dan lumbung desa, sisanya 40% untuk petani Selama pendudukan Jepang. kehidupan petani semakin merosot. Mereka tidak bisa menikmati hasil jerih payahnya sebagai petani. Karena hasil pertaniannya harus dijual dengan harga yang sudah ditentukan Jepang sehingga kehidupannya menjadi semakin menderita. Dengan diterapkannya kebijakan ekonomi perang itu, ekonomi uang yang pernah dikembangkan masa pemerintahan Hindia Belanda tidak begitu populer. Javache Bank dilikuidasi dibentuklah Nanpo Kaihatsu Ginko yang melanjutkan tugas dari pemerintah pendudukan Jepang dalam mengedarkan invansion money yang dicetak di Jepang dalam tujuh denominasi, mulai dari satu hingga sepuluh gulden. Uang Belanda kemudian digantikan oleh uang Jepang. Kehidupan Pendidikan dan Kebudayaan di Indonesia Pada Masa Jepang Sistem p18endidikan Indonesia pada masa pendudukan Jepang berbeda dengan masa pemerintahan kolonial Hindia-Belanda. Pada masa pendudukan Jepang, semua kalangan dapat mengakses 18pendidikan, sedangkan masa Hindia-Belanda, hanya kalangan atas bangsawan saja yang dapat mengakses. Akan tetapi, pendidikan yang dibangun oleh Jepang itu memfokuskan pada kebutuhan perang, sehingga pendidikan di Indonesia sangat merosot. Gambar Suasana Sekolah Rakyat Masa Pendudukan Jepang Jumlah sekolah dasar menurun dari menjadi buah. Sekolah lanjutan menurun dari 850 menjadi 20 buah. Kegiatan perguruan tinggi boleh dikatakan macet. Jumlah murid sekolah dasar menurun 30% dan jumlah siswa sekolah lanjutan merosot sampai 90%. Begitu juga tenaga pengajarnya mengalami penurunan secara signifikan. Muatan kurikulum yang diajarkan juga dibatasi. Mata pelajaran Bahasa Indonesia dijadikan mata pelajaran utama, sekaligus sebagai bahasa pengantar. Kemudian, Bahasa Jepang menjadi mata pelajaran wajib di sekolah. Akibat keputusan pemerintah Jepang tersebut, membuat angka buta huruf menjadi meningkat. Oleh karena itu, pemuda Indonesia mengadakan program pemberantasan buta huruf yang dipelopori oleh Putera. Berdasarkan kenyataan tersebut, dapat dikatakan bahwa kondisi pendidikan di Indonesia pada masa pendudukan Jepang mengalami kemunduran. Kemunduran pendidikan itu juga berkaitan dengan kebijakan pemerintah Jepang yang lebih berorientasi pada kemiliteran untuk kepentingan pertahanan Indonesia dibandingkan pendidikan. Banyak anak usia sekolah yang harus masuk organisasi semimiliter sehingga banyak anak yang meninggalkan bangku sekolah. Bagi Jepang, pelaksanaan pendidikan bagi rakyat Indonesia bukan untuk membuat pandai, tetapi dalam rangka untuk pembentukan kaderkader yang memelopori program Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya. Oleh karena itu, sekolah selalu menjadi tempat indoktrinasi kejepangan Kejamnya Romusha Masa Pendudukan Jepang Kamu tahu apa yang dimaksud dengan romusha? Bagi kalian yang belum tahu romusha adalah pengerahan tenaga kerja paksa pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. Banyak dari rakyat Indonesa yang dikirim ke luar pulau Jawa untuk bekerja membantu perekonomian Jepang dan dikirim ke luar negeri untuk membantu Jepang menjadi kacung atau pembantu bagi tentara Jepang di peperangan. Karena romusha ini banyak dari orang-orang Indonesia yang mati kelaparan bahkan dipenggal kepalanya karena malas-malasan padahal yang terjadi adalah mereka para pekerja kelelahan karena tidak diberi makan. Terkait romusha, presiden Soekarno melontarkan beberapa pernyataan “Sesungguhnya akulah yang mengirim mereka untuk kerja paksa. Ya, akulah orangnya. Aku menyuruh mereka berlayar menuju kematian. Ya, ya, ya, akulah orangnya. Aku membuat pernyataan untuk menyokong pengerahan romusha. Aku bergambar dekat Bogor dengan topi di kepala dan cangkul di tangan untuk menunjukkan betapa mudah dan enaknya menjadi seorang romusha…” “…Aku melakukan perjalanan ke Banten untuk menyaksikan tulang-tulang kerangka hidup yang menimbulkan belas, membudak di garis belakang, jauh di dalam tambang batu bara dan emas. Mengerikan. Ini membuat hati di dalam seperti diremuk-remuk. Gambar Kondisi Tenaga Romusha Masa Jepang Bagaimana perasaan kamu ketika melihat bangsamu dengan kondisi seperti gambar diatas? Bagai peribahasa sudah jatuh ketimpa tangga pula, penderitaan rakyat ini semakin dirasakan dengan adanya kebijakan untuk pengerahan tenaga romusha. Perlu diketahui bahwa untuk menopang Perang Asia Timur Raya, Jepang mengerahkan semua tenaga kerja dari Indonesia. Tenaga kerja inilah yang kemudian kita kenal dengan romusha. Mereka dipekerjakan di lingkungan terbuka, misalnya di lingkungan pembangunan kubu-kubu pertahanan, jalan raya, lapangan udara. Pada awalnya, tenaga kerja dikerahkan di Pulau Jawa yang padat penduduknya, kemudian di kota-kota dibentuk barisan romusha sebagai sarana propaganda. Desa-desa diwajibkan untuk menyiapkan sejumlah tenaga romusha. Panitia pengerahan tersebut disebut Romukyokai , yang ada di setiap daerah Rakyat Indonesia yang menjadi romusha itu diperlakukan dengan tidak senonoh, tanpa mengenal perikemanusiaan. Mereka dipaksa bekerja sejak pagi hari sampai petang, tanpa makan dan pelayanan yang cukup. Padahal mereka melakukan pekerjaan kasar yang sangat memerlukan banyak asupan makanan dan istirahat. Mereka hanya dapat beristirahat pada malam hari. Kesehatan mereka tidak terurus. Tidak jarang di antara mereka jatuh sakit bahkan mati kelaparan. Untuk menutupi kekejamannya dan agar rakyat merasa tidak dirugikan, sejak tahun 1943, Jepang melancarkan kampanye dan propaganda untuk menarik rakyat agar mau berangkat bekerja sebagai romusha. Untuk mengambil hati rakyat, Jepang memberi julukan mereka yang menjadi romusha itu sebagai “Pejuang Ekonomi” atau “Pahlawan Pekerja”. Para romusha itu diibaratkan sebagai orang-orang yang sedang menunaikan tugas sucinya untuk memenangkan perang dalam Perang Asia Timur Raya. Pada periode itu sudah sekitar tenaga romusha dikirim ke luar Jawa. Bahkan sampai ke luar negeri seperti ke Birma, Muangthai, Vietnam, Serawak, dan Malaya. Sebagian besar dari mereka ada yang kembali ke daerah asal, ada yang tetap tinggal di tempat kerja, tetapi kebanyakan mereka mati di tempat kerja. Pengerahantenaga rakyat yang sangat menyengsaraka SS. Sanjaya S. 02 Januari 2022 22:19Soal dan Jawaban materi Pengerahan dan Penindasan Versus Perlawanan - Sejarah Indonesia XI SMA/SMK Berikut adalah soal mata pelajaran Sejarah Indonesia XI SMA/SMK materi Pengerahan dan Penindasan Versus Perlawanan lengkap dengan kunci EssayMengapa Jepang menerapkan kebijakan “Ekonomi Perang”?Apakah kamu tahu yang dimaksud dengan seikeirei? Jelaskan!Bagaimana penilaianmu tentang pengerahan tenaga romusa oleh pemerintah pendudukan Jepang?Bandingkan tentang kebijakan di bidang pendidikan antara zaman Pemerintahan Kolonial Belanda dengan pemerintah pendudukan Jepang di Indonesia!Jelaskan tentang dampak dari kebijakan Jepang yang sewenang- wenang! Pelajaran apa yang kamu peroleh dari belajar tentang dampak kebijakan itu dalam kehidupan sosial kemasyarakatan?Kunci Jawaban1. Jepang menerapkan kebijakan “Ekonomi Perang”, karena Jepang ingin menguasai semua usaha ekonomi untuk membantu Jepang dalam menghadapi Perang Dunia Ekonomi Perang diberlakukan oleh Jepang untuk menjamin ketersediaan bahan baku perang dari negara - negara jajahannya termasuk Seikeirei adalah sikap penghormatan yang ditujukan untuk dewa yang disembah oleh orang Jepang yaitu dewa matahari. Adapun cara melakukan seikerei yakni badan dibungkukkan menghadap dimana sang surya mulai menampakkan dirinya pertama kali di pagi penghormatan ini juga dilakukan di setiap pertemuan umum, dan setiap nama Tenno Haika, Kaisar Jepang Penilaian saya tentang pengerahan tenaga romusa oleh pemerintah pendudukan Jepang yaitu pengerahan tenaga romusa oleh jepang, merupakan hal yang sangat kejam, karena selain diberi pekerjaan yang sulit, mereka juga mendapat perlakuan yang sangat buruk. Pengerahan tenaga romusa di Indonesia juga membuat rakyat sengsara dan mengalami kemiskinan berat, kelaparan, terjangkit penyakit dan kematian, kemudian ada juga praktik perbudakan wanita yang mana banyak wanita Indonesia dijadikan sebagai wanita penghibur bagi tentara Kebijakan di bidang pendidikan antara zaman Pemerintahan Kolonial Belanda di Indonesia sangatlah menyusahkan bagi rakyat kecil, dikarenakan pemerintah belanda membuat kebijakan berupa orang yang tidak mampu tidak boleh sekolah. Sedangkan kebijakan di bidang pendidikan zaman pemerintah pendudukan Jepang masyarakat kecil masih boleh diijinkan untuk mencari ilmu meski dengan Dampak dari kebijakan Jepang yang sewenang-wenang yaituPerkebunan di masa Jepang mengalami kemunduranTanah perkebunan diganti dengan tanah pertanian tanaman padi untuk menghasilkan bahan makanan dan bahan-bahan lain yang sangat dibutuhkan, misalnya jarak untuk pelumas kendaraan perang dan tanaman kina obat malaria.Penebangan hutan secara liar dan besar-besaran untuk pertanian mengakibatkan hutan menjadi gundul, sehingga timbullah erosi dan banjir pada musim mata air petani semakin tidak bisa menikmati hasil jerih payahnya. Karena hasil pertaniannya harus dijual dengan harga yang sudah ditentukanKehidupan rakyat semakin menderitaJepang membatasi kegiatan pendidikan. Jumlah sekolah juga dikurangi secara drastis. Jumlah murid sekolah dasar dan jumlah siswa sekolah lanjutan merosot. Akibatnya angka buta huruf menjadi meningkat dan kondisi pendidikan di Indonesia mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan karena pemerintah Jepang yang lebih berorientasi pada kemiliteran untuk kepentingan pertahanan Indonesia dibandingkan Indonesia yang menjadi Romusa diperlakukan dengan tidak senonoh, tanpa mengenal perikemanusiaan. Mereka dipaksa bekerja sejak pagi hari sampai petang, tanpa makan dan pelayanan yang cukup. Mereka hanya dapat beristirahat pada malam hari. Akibatnya Kesehatan mereka tidak terurus. dan menyebabkan pekerja Romusa jatuh sakit bahkan mati apa yang saya peroleh dari belajar tentang dampak kebijakan itu dalam kehidupan sosial kemasyarakatan adalah betapa begitu kejam pada saat pemerintahan Jepang, namun sebagai warga Negara Indonesia dan saya sebagai pelajar ingin belajar dari cara sistem pemerintahan Jepang yang dapat mengelola sumber kekayaan alam yang di miliki oleh Indonesia. Namun dengan cara yang benar.Pengerahantenaga rakyat yang sangat menyengsarakan yang dilakukan pemerintah pendudukan Jepang disebut. a. sekerei b. oshamu seirei c. romusha d. rodi Jawaban: Pengerahan tenaga rakyat sangat menyengsarakan di lakukan pemerintah penduduk jepang adalah Romusha. 10. Karena Gerakan 3A tidak mendapatkan hasil seperti yang Origin is unreachable Error code 523 2023-06-16 070129 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d812e44e933b718 • Your IP • Performance & security by Cloudflare